fbpx
(021) 28541720

Menguji Ide Bisnis dengan Minimum Viable Product (MVP)

16 Januari 2021

Menguji Ide Bisnis MVP

Isi Artikel:

Setelah Anda mengetahui apa yang akan dipilih sebagai ide bisnis, maka melakukan pengujian perlu dilakukan. Tujuannya agar Anda tahu sejauh mana ide bisnis Anda sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal ini tentu akan mencegah kerugian atau kegagalan saat memulai bisnis nantinya. Pengujian ide bisnis bisa dilakukan sejak awal sehingga Anda memiliki perencanaan bisnis yang lebih kuat dan kokoh.

Salah satu cara untuk menguji ide bisnis adalah dengan metode minimum viable product (MVP). Secara garis besar MVP merupakan bentuk minimal dari ide bisnis Anda yang akan diuji ke pasar. MVP digunakan untuk mengetahui sejauh mana produk minimal itu dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat. Kemudian feedback dari masyarakat atau target pasar digunakan untuk pengembangan ide bisnis Anda tadi.

Metode MVP ini mampu menunjukkan perilaku pengguna saat menggunakan produk tadi. Anda bisa mempelajari asumsi, tindakan, reaksi, dan respon pengguna saat mencoba produk tersebut. Pengalaman yang mereka rasakan saat itu menjadi dasar untuk mengembangkan produk, sehingga Anda memiliki produk yang benar-benar dibutuhkan oleh pasar. 

Manfaat Menerapkan Metode MVP

Menguji Ide untuk Menghemat Biaya

Menguji ide bisnis dengan metode MVP memberi banyak manfaat bagi bisnis yang sedang dibangun. Secara definitif, MVP merupakan bentuk minimal produk yang harus teruji di pasar. Dalam penerapannya, metode ini menjadi salah satu strategi validasi asumsi produk. Selain itu, produsen akan bisa menggunakannya sebagai alat untuk melihat bagaimana reaksi pengguna saat menggunakan produk tersebut.

Oleh karena itu penting untuk Anda untuk meninjau bagaimana manfaat MVP pada ide bisnis nantinya. Berikut ini adalah manfaat yang akan Anda dapatkan saat menggunakan MVP sebagai pengujian ide bisnis:

1. Menghemat biaya

Kecenderungan seorang pebisnis, terlebih yang masih pemula adalah terburu-buru melepaskan produk jadi ke pasar. Proses pembuatan produk tersebut dari mulai perencanaan hingga strategi pemasaran tentu membutuhkan biaya yang sangat besar. Padahal belum tentu produk yang sudah jadi tersebut benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Hasilnya Anda akan melakukan revisi dan mengubah produk tersebut yang menyebabkan pengeluaran semakin membengkak.

Menerapkan metode MVP benar-benar bisa menghemat biaya produksi Anda. Saat dirilis, produk Anda menjadi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Riset dan pengembangan produk tidak dilakukan saat produk tersebut benar-benar sampai ke masyarakat. Tetapi Anda melakukannya saat produk tersebut masih dalam bentuk produk layak minimal. Hal ini tentu mencegah Anda dari penggunaan biaya yang terlalu besar.

2. Menguji tingkat permintaan pasar

Dengan menggunakan metode MVP, Anda bisa tahu seberapa besar minat pasar terhadap produk tersebut. Minat pasar tentu penting untuk mengetahui apakah suatu saat produk yang Anda buat benar-benar diminati atau tidak, sekalipun produk tersebut adalah solusi yang dibutuhkan masyarakat. 

Tinggi atau rendahnya minat pasar tentu bisa menentukan arah pengembangan produk Anda nantinya. Jika minat pasarnya tinggi tentu ini menjadi peluang mendapatkan keuntungan. Namun jika minat pasarnya rendah Anda bisa melakukan inovasi lain sesuai kondisi pasar.

3. Terhindar dari kegagalan dan kerugian besar

Produk yang tidak siap untuk diluncurkan tentu menimbulkan banyak masalah. Investasi yang besar pada produk yang tidak siap hanya akan menyebabkan kerugian. Kegagalan pada produk tentu membuat usaha dan modal Anda menjadi sia-sia. Oleh karena itu penting untuk membuat produk menjadi lebih siap sebelum digunakan secara langsung oleh konsumen.

Metode MVP dirasa mampu untuk menghindari sebuah produk dari kerugian besar. Menggunakan metode ini membuat produk jadi jauh lebih siap karena dikembangkan berdasarkan kebutuhan konsumen. Pengembangan produk yang terus dilakukan dengan beberapa pengujian tentu akan menghasilkan produk yang lebih siap untuk masyarakat.

4. Wawasan berharga dari konsumen

MVP bertujuan agar konsumen mengenali produk Anda terlebih dahulu. Pengalaman saat mereka menggunakan sebuah produk menjadi materi yang sangat berharga untuk pengembangan produk Anda. Feedback dari mereka menjadi modal untuk memperbaiki segala kekurangan pada produk Anda. Dengan begitu semakin banyak feedback yang diberikan konsumen, semakin baik pula produk yang Anda buat.

Wawasan dari konsumen tentu sangat baik untuk ide bisnis Anda. Semakin sering diuji maka ide bisnis yang Anda buat akan semakin matang dan semakin siap. Produk yang akan Anda rilis juga benar-benar sesuai dengan permintaan pasar dan kebutuhan konsumen. Hal ini akan mencegah bisnis Anda mengalami kerugian yang besar.

5. Efisiensi anggaran

Metode MVP akan memberi Anda gambaran tentang alokasi anggaran dengan benar untuk memenuhi tujuan bisnis secara keseluruhan. Membangun MVP dilakukan dengan proses berulang yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan menentukan nilai fungsional suatu produk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut dari waktu ke waktu. Dengan demikian proses dari awal pembuatan produk hingga hasil akhir bisa Anda tentukan seberapa besar anggaran yang dibutuhkan.

Efisiensi anggaran ini tentu sangat penting, terlebih bagi Anda yang baru mulai terjun dalam dunia bisnis. Mengelola anggaran dengan tepat dan optimal tentu baik untuk keberlangsungan bisnis Anda. Metode MVP bisa menjadi cara yang paling tepat dan hemat dalam menguji ide bisnis Anda.

Langkah-Langkah Metode MVP

Cara Menguji Ide dengan Metode Minimum Viable Product

Setelah mengetahui manfaat dari MVP, maka bisa dipastikan bahwa metode ini baik dalam pengujian ide bisnis. Namun Anda tidak bisa sembarangan dalam melakukan pengujian. Diperlukan metode dan prosedur yang tepat agar data yang dihasilkan lebih akurat, sehingga pengembangan produk bisa dilakukan dengan baik. Berikut adalah prosedur atau langkah dalam membuat MVP yang dapat Anda lakukan.

1. Identifikasi prospek bisnis dan kebutuhan pasar

Prosedur awal yang harus dilakukan yaitu mengidentifikasi apakah produk Anda dibutuhkan oleh target market. Penting juga untuk menganalisis apa yang dilakukan pesaing dan menetapkan bagaimana Anda dapat membuat produk lebih menonjol. Hal ini dilakukan agar Anda bisa membuat produk MVP yang tepat dengan kebutuhan pasar dan prospek bisnisnya.

Namun bukan berarti Anda harus membuat fitur yang canggih dan lengkap dalam produk tersebut. Fokuslah pada hal yang paling utama dan esensial dari produk yang akan diuji. Hal ini bertujuan agar produk yang Anda buat benar-benar menjawab permasalahan banyak orang. 

2. Petakan sudut pandang pengguna terhadap produk

Sudut pandang pengguna adalah salah satu bagian penting yang harus dipahami oleh produsen. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa konsumen telah mendapatkan pengalaman yang baik dengan MVP Anda. 

Lihatlah bagaimana cara mereka menggunakan produk Anda. Mulai dari saat awal hingga akhir, perhatikan bagaimana pengalaman yang mereka alami. Misalnya Anda membuat sebuah aplikasi, lihat bagaimana kenyamanan aplikasi tersebut saat digunakan. Dengan mengetahui pengalaman tersebut Anda bisa tahu apa saja yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. 

Selain itu, produsen dapat melakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan produk, serta memastikan kepuasan konsumen selalu diperhatikan. Data-data tersebut sangat penting untuk pengembangan produk Anda, melihat reaksi dan asumsi yang muncul dari pengguna bisa menjadi gambaran bagaimana produk tersebut diluncurkan nantinya.

3. Buatlah gain map pengguna

Selain sudut pandang, gain map atau peta yang menunjukkan kesulitan serta kekurangan produk yang dirasakan pengguna juga sangat penting. Bahkan, ini merupakan bagian yang vital karena Anda dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas dari prosedur tersebut.  Anda bisa mengetahuinya dari kesulitan yang dihadapi pengguna, reaksi, hingga tanggapan mereka pada produk. Petakan kesulitan-kesulitan tersebut, sehingga Anda bisa tahu solusi apa yang harus dilakukan.

4. Tentukan fitur yang ingin dibuat

Setelah mengidentifikasi prospek, kebutuhan pasar, sudut pandang dan asumsi, serta gain map, maka selanjutnya adalah menentukan fitur apa yang akan dibangun. Prioritaskan pada fitur yang lebih banyak dibutuhkan rata-rata target market dan pastikan satu sama lain terhubung dalam produk tersebut. 

Jangan sampai Anda menyematkan fitur-fitur yang terlalu sulit hingga tidak mudah dimengerti oleh konsumen. Usahakan fitur tersebut mudah digunakan, solusi dari permasalahan saat ini, hingga inovasi yang ingin Anda kembangkan. Untuk fitur lain bisa Anda tambahkan jika pengujian ide bisnis ini memberi hasil yang positif.

MVP Bukanlah Produk Melainkan Sebuah Proses

Meskipun namanya Minimum Viable Product, MVP ternyata bukanlah sebuah produk. Namun bisa kita katakan sebagai salah satu proses untuk mengetahui sejauh mana kemampuan produk diterima oleh pasar dan konsumen. MVP merupakan suatu prosedur berulang dengan identifikasi asumsi saat sebuah ide bisnis sedang diuji. Karena itulah, di dalamnya terdapat beragam hasil eksperimen yang paling detail untuk mengetahui seberapa jauh MVP tersebut diterima oleh konsumen.

Jika MVP bisa bekerja dengan baik, Anda bisa  membuat rencana lanjutan untuk membuat produk yang lengkap, matang, dan stabil. Tentu ini sangat bermanfaat agar bisnis yang akan Anda bangun terhindar dari kerugian serta penggunaan modal yang terlalu besar. MVP menjadi cara yang efektif untuk mengetahui apakah ide bisnis Anda menjadi solusi yang paling dibutuhkan oleh pasar atau tidak.

Namun demikian, banyak pebisnis baik itu startup atau bukan yang mengalami masalah soal MVP. Kesalahan tersebut terletak pada miskonsepsi tentang MVP itu sendiri. Faktanya, MVP tidak harus berupa produk yang sekali jadi. Seperti definisi sebelumnya, MVP merupakan produk paling minimum yang mencakup fitur-fitur esensial yang ingin Anda tawarkan ke pasar.

(Gambar: Ycombinator.com)

Diagram di atas merupakan gambaran konsep yang tepat mengenai MVP, yaitu proses sebuah produk menjadi lebih siap digunakan. Dalam prosedurnya terdapat identifikasi asumsi, feedback, dan tanggapan dari pengguna. Ketika merancang sebuah produk, Anda tentu harus membuat banyak asumsi atau anggapan. Anda berasumsi bahwa produk ini memang merupakan jawaban dari kebutuhan para pengguna. Oleh karena itu melihat feedback dari pengguna akan membuat produk Anda semakin matang dan stabil.

Dalam penelitian yang dilakukan pada lebih dari 100 startup, CB Insights menemukan bahwa penyebab nomor satu kegagalan startup (42% dari keseluruhan responden) adalah “tidak tepat sasaran pada kebutuhan pasar”. Kesalahan yang terbesar ini dialami setelah penelitian dalam jangka waktu lama. Kenyataan bahwa ternyata produk memang tidak menjawab kebutuhan pasar sejak awal membuat banyak startup gagal. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah produk akan diminati adalah dengan uji asumsi. Berikut adalah diagram yang akan menjelaskan tentang pentingnya MVP dilakukan berulang untuk mematangkan uji asumsi. 

(Gambar: Ycombinator.com)

Diagram di atas menunjukkan bahwa pengujian satu atau dua kali MVP tidak serta merta menghasilkan produk yang matang dan sudah jadi. Namun diperlukan pengujian yang berulang sehingga menemukan error dalam produk yang harus diperbaiki. Proses trial and error ini bertujuan untuk memperbaiki produk Anda berdasarkan asumsi, feedback, dan respon dari konsumen. Semakin kecil error yang dihasilkan maka semakin matang pula produk Anda bagi pasar dan konsumen.

Kamu Mungkin Juga Suka…

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.